![]() |
Foto bangunan SD |
Tim dari Media online Jarakpantau.co.id turun langsung ke lapangan, melihat apakah benar berita tersebut atau tidak.
Perjalanan kurang lebih 3 jam dari kota
Gunungsitoli menuju Desa Fahandrona, ketika awak media sampai di lokasi kami
melihat dan bertemu dengan para tukang yang mengerjakan proyek dimaksud,
Dan langsung mewawancarai tukang
tersebut dan berkata kepada kami bahwa
dari awal pembangunan gedung sekolah ini yg kami mulai dari bulan Oktober
Sampai saat ini kami mengerjakan sesuai dengan petunjuk dari Konsultan,
pengerjaan yang kami lakukan sesuai dengan gambar, bahan yang kami gunakan
sebagian di datangkan dari luar daerah, bahan bangunan lokal yang kami gunakan
hanya pasir dan batu. Ucap tukang tersebut
Lanjutnya lagi, saya heran dengan
pemberitaan belakangan ini yang beredar di masyarakat, yang dimana ada warga
yang mengatakan "pembangunan asal jadi" pernyataan tersebut sangat
kami sayangkan dan saya sebagai tukang yang mengerjakan proyek ini
meyakinkan kita semua bahwa saya bertanggung jawab dengan apa yang saya
kerjakan, karna saya yang mengerjakannya dan yang lebih tau kualitas dari
bangunan yang saya kerjakan. Ucap tukang tersebut
Di tempat terpisah awak media menemui orang
kepercayaan rekanan yang mengerjakan proyek dimaksud, an. Erisman Zai
menyampaikan bahwa silakan saja dilihat bahkan dia menghimbau ketika ada
kesalahan dalam pembangunan seperti yang di sampaikan dalam berita online, saya
siap bertanggung jawab, karna
bangunan ini masih dalam tahapan pengerjaan.
Saya sangat menyayangkan pemberitaan yang selama ini beredar di media sosial,
dimana ada salah satu oknum mengatakan 'ini proyek siluman', ini proyek ada
manipulasi, pernyataan tersebut
pernyataan yang tidak berdasar. Ucap Erisman Zai
Pemantauan awak media dilapangan tentang
proyek pembangunan SD Fahandrona dimana ada 2 kelas, 1 perpustakaan dan 6 bilik
kamar mandi,
Tim dari media online Jarak pantau.co.id, melihat bangunan tersebut layaknya
seperti proyek bangunan pemerintah
biasanya, dan proses pengerjaan sesuai dengan
prosedur.
Bahkan ketika awak media mewawancarai
seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya di Desa Fahandrona, ianya
sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah membangun ruangan SD
tersebut, dimana ruangan
SD sebelumnya tidak layak, ucap warga tersebut
Awak media menghubungi Kepala desa
Fahandrona lewat saluran telepon seluler, an. Krisman Waruwu (Ama Evan)
Ia menyampaikan kepada awak media bahwa
adanya pembangunan di desa, kami sangat
menerima dan berterimakasih kepada Pemerintah dan Kementerian PUPR, atas bangunan yang di
berikan kepada kami di desa ini. Ucap kades Fahandrona
Ketika awak media bertanya tentang
pemberitaan yang beredar selama ini mengenai bangunan SD Fahandrona.
Kepala desa Fahandrona menanggapi dengan
nada tertawa kepada awak media "itu hanya kesalah pahaman antara
kepercayaan rekanan dengan salah satu warga" dan saya juga tau sendiri
bahan yang di gunakan bukan batako tetapi bata merah, kalau batako di gunakan
di kamar mandi. Ucap pak kades lewat telpon seluler.
(Tim/red)